Pola Suksesi Vegetasi pada Lahan Basah Kawasan Pengendapan Tailing PT Freeport Indonesia, di Kabupaten Mimika Papua

Oleh Yuanita Windusari (Disertasi Doktor Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya, 2012), Dibimbing Promotor Robiyanto H. Susanto and Co-Promoter Zulkifli Dahlan, Wisnu Susetyo, dan Indra Yustian.

Tailing adalah produk buangan akhir dari proses mineralisasi batuan induk. PT Freeport Indonesia menempatkan dan mengelola tailing pada kawasan dataran rendah Ajkwa dimodifikasi dan disebut Modified Ajkwa Deposition Area (ModADA). Tanggul Ganda merupakan suatu kawasm terpisah di ModADA yang terbentuk setelah dibangunnya tanggul baru di sebelah barat akibat pembentukan aliran sungai Ajkwa baru. Pemisahan menyebabkan areaTanggul Ganda tidak dilalui aliran tailing secara aktif, sehingga kondisinya relatif stabil dan suksesi vegetasi berlangsung baik. Konsep ekologi terkait fenomena suksesi vegetasi dan pola suksesi vegetasi di kawasan pengendapan tailing dipelajari dalam penelitian ini untuk menjadi informasi penting terhadap pengelolaan dan pemanfaatan area pengendapan tailing. Observasi area penelitian dilaksanakan Nopember 2008, dilanjutkan pengambilan sampel dan pengamatan laboratorium pada Mei-Agustus 2009 dan Pebruari-Mei 2010. Titik pengamatan dibuat terstruktur berdasarkan kombinasi metode transek garis dan petak (plot) di sepanjang area Tanggul Ganda. Analisis statistik dilakukan terhadap data-data parameter fisika tanah (tekstur, permeabilitas, warna tanah); parameter kimia (pH, kandungan bahan organik, unsur makro dan mikro tanah), serki parameter biologi (jenis, jumlah, dan distribusi spesies vegetasi). Hasil menunjukkan bahwa: (1) tekstur tanah bervariasi antara 49,61% tekstur tailing kasar (> 175pm) dan 16,33% tekstur sedang (150-175pm) atau 16,4-94,7% pasir hingga lempung berpasir, dan 0,4-13,2% kandungan liat yang tergolong rendah. Dominasi tekstur tailing kasar (pasir) dan rendahnya kandungan liat menyebabkan rendahnya kemampuan tukar kation (KTK) tanah (5 – 16 Cmol(+)/kg) dan menyebabkan tanah sulit mengikat hara dan terindikasi kurang subur, (2) tekstur tanah lempung berpasir atau fraksi halus (38-75 pm) hingga sangat halus (<38pm) mendominasi area tanggul barat lama, mempengaruhi drainasi, dan membentuk 40-79% area tergenang. Spesies pionir Phragmithes karka bersifat dominan (Indeks Nilai Penting/INP 48,8%) dan menutup >50% area tergenang, tetapi dapat tumbuh baik di area cenderung kering, (3) Suksesi vegetasi primer di area pengendapan tailing berlangsung 3 (tiga) tahap perkembangan yaitu: a) tahap awal suksesi dimulai dengan dominasi Phragmithes karka (INP 83,6%) dan memperbaiki iklim mikro tanah, b) tahap suksesi peralihan ditandai dominasi pohon Pandanus lauterbachii (INP 38,3%), dan masih tingginya vegetasi pancang Premma corymbosa R&W (INP 24,1%), Glochidon marcocarpa (INP 20,6%), dan Ficus odenosperma (INP 20%), c) tahap pembentukan hutan suksesi muda/dewasa didominasi vegetasi pohon Pandanus sp (INP 30,4%) pada area suksesi alami dan Casuarina equisetlfolia (INP 101,8%) pada area reklamasi. Keanekaragaman spesies (H’) tingkat semai (1,18) pada area reklamasi cenderung lebih tinggi daripada H’ area suksesi alami (0,93) menyebabkan keanekaragaman spesies pada area reklamasi cenderung lebih tinggi akibat pertumbuhan Casuarina equisetifolia membatasi pertumbuhan vegetasi naungan, dan (4) Pola suksesi vegetasi berbeda ditemukan pada kawasan utara, tengah, dan selatan dari Tanggul Ganda akibat pengaruh distribusi partikel selama proses pengendapan tailing dan ditanah dengan perbedaan karakter vegetasi yang tumbuh menempati setiap kawasan. Berdasarkan hasil tersebut dinyatakan bahwa kawasan pengendapan tailing PT Freeport Indonesia relatif cepat ditumbuhi vegetasi secara alami, meskipun proses reklamasi merupakan suatu zara cepat untuk membentuk hutan heterogen terutama apabila vegetasi tumbuhan bawah atau di bawah naungan mendapat ruang tumbuh yang lebih luas. Pola suksesi vegetasi seperti pada kawasan Tanggul Ganda kemungkinkan terjadi pada kawasan lain di dalam ModADA, terutama setelah kondisi lingkungan stabil dan pengaturan drainase penting dilakukan untuk mengurangi air permukaan di kawasan pengendapan.

Kata kunci : pola suksesi vegetasi, tailing, ModADA, Tanggul Ganda

By | 2012-06-12T10:17:36+00:00 June 12th, 2012|Penelitian S3|0 Comments

About the Author:

Leave A Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.