Variabilitas Nilai Keterhantaran Hidraulik di Daerah Pasang Surut Desa Telang Sari Delta Telang II (P-17) Kabupaten Banyuasin

Oleh Asia Afriyani (Skripsi, Universitas Sriwijaya, 2003) dibimbing oleh Robiyanto Hendro Susanto dan Satria Jaya Priatna.

Penelitian ini dilakukan di daerah pasang surut Desa Telang Sari Kecamatan Banyuasin II Delta Telang II Primer 17 Kabupaten Banyuasin. Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1) melihat variabilitas nilai keterhantaran hidraulik tanah dan 2) membandingkan nilai keterhantaran hidraulik di lapangan dan di laboratorium. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu: 1) Persiapan, yang meliputi studi pustaka dan persiapan perlengkapan, 2) Pelaksanaan pengukuran di lapangan dan di laboratorium dan 3) Pengolahan data.

Keterhantaran Hidraulik (K) tanah merupakan kemampuan tanah untuk melewatkan air pada suatu lapisan atau profil tanah dalam selang waktu tertentu. Penentuan konduktivitas hidraulik tanah dapat dilakukan di lapangan dengan metode lubang Auger dan di laboratorium dengan menggunakan metode aras konstan.

Data yang diambil adalah nilai keterhantaran hidraulik tanah sebagai data utama dan sebagai data penunjang adalah sifat fisik tanah (tekstur, kerapatan isi dan ruang pori total), kondisi jaringan, kondisi hidrotopografi, tipe luapan dan tipe penggunaan lahan.

Hasil penelitian nilai keterhantaran hidraulik tanah di lapangan dengan menggunakan metode lubang Auger mempunyai nilai lebih besar bila dibandingkan nilai keterhantaran hidraulik tanah di laboratorium dengan menggunakan  metode aras konstan. Besarnya nila K-tanah di lapangan dikarenakan banyaknya faktor yang mempengaruhinya, seperti arah aliran air yang vertikal dan horizontal, volume tanah dan lintasan air. Penentuan K-tanah di lapangan akan mencerminkan kondisi tanah di lapangan dengan keragaman yang luas, yang meliputi beberapa lintasan air, seperti retakan, terowongan semut dan daerah perakaran.

Nilai K-tanah di laboratorium dengan metode aras konstan di dapat nilai yang lebih rendah dikarenakan oleh aliran vertikal, selain itu proses penekanan ring ke dalam tanah saat pengambilan contoh juga akan mengakibatkan nilai K-tanah di laboratorium lebih kecil dibandingkan nilai K-tanah di lapangan karena adanya pemadatan tanah di dalam ring contoh tanah yang digunakan.

By | 2012-03-29T14:26:16+00:00 January 18th, 2010|Skripsi|0 Comments

About the Author:

Leave A Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.